Wisata Muslim Turki - Apabila sahabat wisata muslim berwisata ke Timur Tengah, rasanya belum lengkap jika belum mengunjungi Sharm el-Sheikh, Mesir. Sharm el-Sheikh adalah sebuah kota wisata yang terletak di Provinsi Sinai yang berada di antara daratan pesisir Mediteranian, daratan pesisir Laut Merah, dan Gunung Sinai. Sharm el-Sheikh merupakan tempat wisata paling populer yang mendapat julukan dari para turis sebagai “surganya” Timur Tengah karena keindahan alam bawah lautnya.
Kota Sharm el-Sheikh sudah jauh berubah bila dibandingkan pada tahun 1980-an. Dulu, daerah ini merupakan desa nelayan yang kecil. Kawasan ini sempat menjadi bahan rebutan antara Mesir dan Israel. Bahkan, Sharm elSheikh pernah diduduki Israel pada 1956 dan 1967. Namun, Sharm el-Sheikh dikembalikan ke Mesir pada 1982 atas tekanan PBB dan dunia internasional. Sekarang kawasan yang sangat strategis itu menjadi pantai wisata nomor wahid di Mesir, bahkan di Timur Tengah.
Pengembangan pariwisata Sharm el-Sheikh
Mesir mulai mengembangkan Sharm el-Sheikh sebagai tempat peristirahatan dan pariwisata dengan membangun beberapa hotel di wilayah itu pada akhir 1980-an. Sejak itu, tempat tersebut tumbuh menjadi kawasan wisata besar yang menarik investor Barat dan Arab serta ribuan wisatawan yang sebagian besar merupakan para penyelam yang tertarik dengan perairan hangat yang jernih dan kawanan ikan eksotis. Pada tahun-tahun itu, Desa Sharm el-Sheikh yang kering telah berkembang menjadi sebuah kota. Warganya merupakan campuran dari wisatawan, staf hotel, pekerja bangunan, pemandu wisata, sopir taksi, serta instruktur selam dan olahraga air.
Area pantai utama Sharm el-Sheikh itu terdiri atas dua teluk pantai, yaitu Na'ama Bay dan Sharm al-Maya. Na'ama Bay adalah pusat dari resor tersebut dan yang paling dikomersialisasikan. Para turis asing menyebutnya sebagai Blackpool.
Sahabat wisata muslim bisa berenang di lautnya yang biru atau hanya berjalan-jalan di pinggir pantai. Selain itu, sahabat wisata muslim dapat bermain perahu layar, menaiki perahu glass-bottom, atau pun menyelam karena wisata bawah air Sharm el-Sheikh sangatlah populer. Wisata di padang pasirnya pun tak kalah menariknya. Para turis akan mengalami malam "Arabian Style" di padang pasir dengan suguhan hiburan dan hidangan ala Mesir.
Sedikit berbeda dengan Na'ama Bay yang sudah lebih modern dan berkembang, Sharm al-Maya adalah bagian tertua dan tradisional dari Sharm el-Sheikh. Resor pada bagian teluk tersebut lebih terasa keaslian Mesirnya dengan pasar-pasar tradisional, area pelabuhan yang sibuk, dan masjid yang mengumandangkan azan setiap waktu salat.
Resor Sharm el-Sheikh
Resor Sharm el-Sheikh dibuat menyerupai resor-resor yang ada di Eropa maupun Amerika yaitu dengan menggunakan sistem boardwalk yang menghubungkan resor-resor utama.
Turis bisa melenggang di resor tersebut dengan dimanjakan pemandangan seperti toko-toko, restoran- restoran, klub-klub, dan bahkan hotel mulai hotel bintang 3 sampai bintang 5.
Pencahayaan aneka warna, keriuhan, toko-toko suvenir yang membludak di sepanjang jalan, serta beragamnya tempat hiburan malam seperti Pacha, Ministry of Sound, Hard Rock Cafe, dan Buddha Bar membuat suasana menjadi terasa seperti berada di pesisir negara Spanyol. Bahkan, ada sebuah pub yang sangat bergaya Inggris yaitu Tavern Bar, yang menyebut mereka sendiri sebagai "bar Inggris-nya Sharm". Gaya Inggris tersebut bisa terlihat dari pekatnya asap rokok, musik yang hingar-bingar, layar lebar yang menampilkan pertandingan olahraga, serta penyajian daging panggang khusus pada hari Minggu.
Ada nuansa kesenangan jika sahabat wisata muslim melenggang di sana, terutama kala sore hari, karena saat itulah segala macam hiburan mulai bermunculan. Uniknya, orang-orang yang berjalan di sepanjang resor tersebut menggunakan banyak ragam bahasa yang berbeda.
Namun jangan khawatir, sahabat wisata muslim tetap bisa merasakan nuansa Mesir yang asli. Di wilayah ini juga tersebar kafe-kafe yang didesain ala Badui, lengkap dengan karpet, bantal-bantal kecil dan sisha, disertai jajaran toko yang menjual alas kaki Oriental, hiasan unta, dan rempah-rempah eksotis. Pada malam hari, pusat Na'ama Bay akan terlihat sangat hidup dan justru sangat kontras pada siang harinya. Pada siang hari, pusat hiburan Sharm el-Sheikh terlihat seperti tertidur dan aktivitas berpindah pusat ke jajaran pantainya.
Resor Sharm el-Sheikh juga tak tanggung-tanggung dalam memfasilitasi para turis yang datang ke tempat tersebut. Di sana terdapat dua ring untuk bermain ice skating, sebuah arena untuk bermain bowling, padang golf PGA championship 18 lubang di Maritim Golf Resort, serta lintasan trek untuk bermain gokar.
Nah, demikian artikel Sharm el-Sheikh, Surganya Timur Tengah. Jika sahabat wisata muslim berniat mengunjungi Mesir, Cheria Tour & Travel menyediakan paket wisata muslim Mesir dan paket umrah plus Mesir. Ingin berwisata atau wisata sekaligus menunaikan ibadah umrah, Cheria Tour & Travel solusinya. Selamat berwisata!
Kota Sharm el-Sheikh sudah jauh berubah bila dibandingkan pada tahun 1980-an. Dulu, daerah ini merupakan desa nelayan yang kecil. Kawasan ini sempat menjadi bahan rebutan antara Mesir dan Israel. Bahkan, Sharm elSheikh pernah diduduki Israel pada 1956 dan 1967. Namun, Sharm el-Sheikh dikembalikan ke Mesir pada 1982 atas tekanan PBB dan dunia internasional. Sekarang kawasan yang sangat strategis itu menjadi pantai wisata nomor wahid di Mesir, bahkan di Timur Tengah.
Pengembangan pariwisata Sharm el-Sheikh
Mesir mulai mengembangkan Sharm el-Sheikh sebagai tempat peristirahatan dan pariwisata dengan membangun beberapa hotel di wilayah itu pada akhir 1980-an. Sejak itu, tempat tersebut tumbuh menjadi kawasan wisata besar yang menarik investor Barat dan Arab serta ribuan wisatawan yang sebagian besar merupakan para penyelam yang tertarik dengan perairan hangat yang jernih dan kawanan ikan eksotis. Pada tahun-tahun itu, Desa Sharm el-Sheikh yang kering telah berkembang menjadi sebuah kota. Warganya merupakan campuran dari wisatawan, staf hotel, pekerja bangunan, pemandu wisata, sopir taksi, serta instruktur selam dan olahraga air.
Area pantai utama Sharm el-Sheikh itu terdiri atas dua teluk pantai, yaitu Na'ama Bay dan Sharm al-Maya. Na'ama Bay adalah pusat dari resor tersebut dan yang paling dikomersialisasikan. Para turis asing menyebutnya sebagai Blackpool.
Sahabat wisata muslim bisa berenang di lautnya yang biru atau hanya berjalan-jalan di pinggir pantai. Selain itu, sahabat wisata muslim dapat bermain perahu layar, menaiki perahu glass-bottom, atau pun menyelam karena wisata bawah air Sharm el-Sheikh sangatlah populer. Wisata di padang pasirnya pun tak kalah menariknya. Para turis akan mengalami malam "Arabian Style" di padang pasir dengan suguhan hiburan dan hidangan ala Mesir.
Sedikit berbeda dengan Na'ama Bay yang sudah lebih modern dan berkembang, Sharm al-Maya adalah bagian tertua dan tradisional dari Sharm el-Sheikh. Resor pada bagian teluk tersebut lebih terasa keaslian Mesirnya dengan pasar-pasar tradisional, area pelabuhan yang sibuk, dan masjid yang mengumandangkan azan setiap waktu salat.
Resor Sharm el-Sheikh
Resor Sharm el-Sheikh dibuat menyerupai resor-resor yang ada di Eropa maupun Amerika yaitu dengan menggunakan sistem boardwalk yang menghubungkan resor-resor utama.
Turis bisa melenggang di resor tersebut dengan dimanjakan pemandangan seperti toko-toko, restoran- restoran, klub-klub, dan bahkan hotel mulai hotel bintang 3 sampai bintang 5.
Pencahayaan aneka warna, keriuhan, toko-toko suvenir yang membludak di sepanjang jalan, serta beragamnya tempat hiburan malam seperti Pacha, Ministry of Sound, Hard Rock Cafe, dan Buddha Bar membuat suasana menjadi terasa seperti berada di pesisir negara Spanyol. Bahkan, ada sebuah pub yang sangat bergaya Inggris yaitu Tavern Bar, yang menyebut mereka sendiri sebagai "bar Inggris-nya Sharm". Gaya Inggris tersebut bisa terlihat dari pekatnya asap rokok, musik yang hingar-bingar, layar lebar yang menampilkan pertandingan olahraga, serta penyajian daging panggang khusus pada hari Minggu.
Ada nuansa kesenangan jika sahabat wisata muslim melenggang di sana, terutama kala sore hari, karena saat itulah segala macam hiburan mulai bermunculan. Uniknya, orang-orang yang berjalan di sepanjang resor tersebut menggunakan banyak ragam bahasa yang berbeda.
Namun jangan khawatir, sahabat wisata muslim tetap bisa merasakan nuansa Mesir yang asli. Di wilayah ini juga tersebar kafe-kafe yang didesain ala Badui, lengkap dengan karpet, bantal-bantal kecil dan sisha, disertai jajaran toko yang menjual alas kaki Oriental, hiasan unta, dan rempah-rempah eksotis. Pada malam hari, pusat Na'ama Bay akan terlihat sangat hidup dan justru sangat kontras pada siang harinya. Pada siang hari, pusat hiburan Sharm el-Sheikh terlihat seperti tertidur dan aktivitas berpindah pusat ke jajaran pantainya.
Resor Sharm el-Sheikh juga tak tanggung-tanggung dalam memfasilitasi para turis yang datang ke tempat tersebut. Di sana terdapat dua ring untuk bermain ice skating, sebuah arena untuk bermain bowling, padang golf PGA championship 18 lubang di Maritim Golf Resort, serta lintasan trek untuk bermain gokar.
Nah, demikian artikel Sharm el-Sheikh, Surganya Timur Tengah. Jika sahabat wisata muslim berniat mengunjungi Mesir, Cheria Tour & Travel menyediakan paket wisata muslim Mesir dan paket umrah plus Mesir. Ingin berwisata atau wisata sekaligus menunaikan ibadah umrah, Cheria Tour & Travel solusinya. Selamat berwisata!
Judul: Sharm el-Sheikh, Surganya Timur Tengah
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...
Rating: 10 out of 10 based on 24 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh Unknown
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda...
0 comments... Baca dulu, baru komentar
Post a Comment